“Tarian Jari” : Sastrawan Sembiring
Pemilu 2024 sudah di ambang pintu. Gonjang ganjing politik di Indonesia pun mulai “memanas”. Tak jarang di tingkat “akar rumput” terjadi perdebatan sengit.
Debat politik ala “orang bawah” ini pun kerap berbuntut panjang. Ada yang dulunya akrab bertegur sapa, hanya gara-gara perdebatan politik di warung kopi jadi tidak lagi saling menyapa.
Begitulah potret kecil sebahagian masyarakat kita ketika membahas perpolitikan tanah air. Tidak jarang membawa “perpecahan” sesama anak bangsa. Kedewasaan berpikir dan bersikap masih jauh panggang dari api.
Saya sendiri juga terkadang masih belum bisa mengontrol secara baik emosional saya ketika terlibat perdebatan sengit. Bahkan nada suara saya sampai meninggi.
Cuma, bedanya, sesengit apa pun perdebatan, saya tetap bertegur sapa dengan lawan debat saya di mana pun berjumpa. Tidak ada kebencian. Apalagi permusuhan. Itulah yang saya sebut sebagai demokrasi sejati. Profesional dan proporsional.
Dan ilmu demokrasi sejati itu banyak saya peroleh dari seorang mantan walikota Medan, Drs Rahudman Harahap. Saya biasa memanggilnya dengan sebutan ayah.
Rahudman Harahap yang menjabat walikota Medan periode 2010-2015 itu, kini menjadi Calon Legislatif (Caleg) DPR RI dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) daerah pemilihan Sumut I meliputi Kota Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai dan Tebing Tinggi.
Tutt…tuttt..!! Nada pesan hand phone (HP) saya tiba-tiba berbunyi, kemarin. Ada pesan WhatsApp (WA) masuk. Saat saya buka, rupanya pesan WA dari sang ayah yaitu Drs Rahudman Harahap.
“Di mana ananda..?? Bapak sudah rindu sama ananda, sudah lama tak jumpa, mampir lah ke rumah,“ tulis ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Sumut itu dalam pesan WA-nya.
“Siap bapakku, agak malam bisa pak..?? Kebetulan panitia pertandingan sepak bola yang kita gelar di Deli Tua juga ingin silaturahmi ke rumah bapak,“ ujarku membalas pesan WA-nya.
Gak pakek lama, Drs Rahudman Harahap pun membalas. “Boleh ananda, rumah bapak selalu terbuka untuk semua orang. Apalagi kalau ananda yang membawanya, pastilah ayah sangat senang,“ katanya.
Selepas maghrib, saya bersama panitia pertandingan sepak bola meluncur ke kediaman Drs Rahudman Harahap di Kompleks Taman Setia Budi Indah (Tasbi), Kota Medan, Sumatera Utara.
Setibanya kami di rumah Rahudman Harahap di kompleks perumahan elit Kota Medan itu, saya langsung disambut pelukan hangat. Pelukan yang penuh kasih sayang layaknya ayah kepada anak kandungnya sendiri.
Dari raut wajahnya terpancar rasa senang, gembira dan semangat yang tinggi. “Kemana saja ananda..?? Tidak pernah berkabar, ayah rindu pun susah kali bertemu, apakah ananda tidak rindu sama ayah..??,” ujarnya sambil tersenyum bahagia.
“Siap salah ayah. Mohon maaf bila ananda jarang berkabar. Mungkin karena faktor kesibukan ayah berkeliling dari pintu ke pintu mengunjungi rumah rakyat di berbagai daerah sampai pelosok desa, makanya ananda takut menggangu kegiatan ayah,“ ucapku.
“Akhir-akhir ini saya melihat ayah sangat sibuk. Jadwal ayah begitu padat sehingga saya takut menggangu konsentrasi ayah. Apalagi ayah saat ini diberi tanggung jawab yang sangat besar untuk memenangkan pasangan Capres/Cawapres Anis-Muhaimi. (AMIN) di Sumatera Utara. Karena itu ananda menahan diri untuk memberi kabar kepada ayah. Sekali lagi ananda mohon maaf,“ tambahku lagi.
Lalu, saya pun memohon maaf kepada beliau karena kami tidak sehati dan sejalan di Pilpres 2024 nanti. “Saya mohon maaf karena ayah ke pasangan AMIN sementara ananda ke Prabowo-Gibran. Tapi jangan jadikan pilihan berbeda di antara kita membuat jarak persaudaraan menjadi retak. Saya memohon maaf sekali lagi ayah,“ ujarku kepadanya.
Dan di sinilah saya belajar banyak dari sosok Rahudman Hagahap. Sikap dan jawaban luar biasa saya dengar dari beliau. “Ananda, siapapun presidennya nanti yang terpilih, kita harus mendukungnya. Ayah tidak kecewa dengan ananda, itulah namanya demokrasi. Ayah tidak bisa memaksakan seluruh rakyat Indonesia, terkhusus rakyat Sumatera Utara, untuk senang dan harus memilih AMIN di Pilpres nanti,” katanya.
Menurut Rahudman Harahap, hati rakyat terlalu lembut untuk dipaksa-paksa. “Biarkan saja mereka memilih presidennya sesuai hati nuraninya. Begitu juga dengan ananda, ayah tidak bisa memaksa ananda harus memilih AMIN sedangkan hati ananda tidak berada di AMIN. Ayah hormati keputusan ananda. Namun, jangan jadikan hal ini sebagai pemisah jarak di antara ananda dan ayah. Sebab, cinta seorang ayah kepada anaknya jauh lebih besar dari pada rasa ambisi terhadap apa pun itu,” tegasnya.
Sebuah sikap dan pola pikir yang luar biasa. Begitulah suara hati saya kala itu menyikapi jawaban sang ayah. “Terima kasih ayah karena sudah mengerti dengan situasi hati ini. Tapi, yakinlah ayah, ini bukan persoalan partai, tapi persoalan sosok yang saya dukung ayah. Bagi saya sosok Prabowo dan Gibran sangat layak untuk memimpin negeri ini. Sama seperti saya memilih ayah bukan karena partainya. Tapi saya mengenal sosok ayah, sehingga dari pandopo rumah ini saya nyatakan bahwa saya siap menghantarkan ayah sebagai anggota DPR RI dari Dapil Sumut 1. Inilah janji saya yang tidak akan pernah saya ingkari,” ucapku penuh semangat.
Suasana pertemuan kami malam itu penuh kehangatan dan keakraban. Tak ada rasa canggung atau sungkan karena adanya perbedaan “gerbong” di Pilpres nanti. Semuanya berjalan lancar seperti biasanya.
Dalam satu hal pilihan boleh beda. Tapi perbedaan itu tidak boleh menggoyahkan apalagi sampai meruntuhkan rasa kekeluargan dan persaudaraan.
Saya pun semakin yakin dan percaya bila kelak masyarakat Sumatera Utara memberikan amanah kepada Drs Rahudman Harahap untuk duduk sebagai wakil rakyat di DPR RI, beliau tidak akan pernah membeda-bedakan rakyat yang diwakilinya.
Saya yakin dan percaya beliau juga tidak akan “cuek” apalagi “balas dendam” kepada rakyat di sebuah daerah, walau pun perolehan suaranya di daerah itu saat Pemilu nanti tidak banyak. Sebab, Drs Rahudman Harahap adalah sosok yang demokrasi sejati, profesional dan proporsional. (***)
IMBAUAN REDAKSI:
Meski pemerintah menyatakan status endemi, bukan berarti Virus Corona (Covid-19) sudah tidak ada lagi. Tetap waspada dan yakinlah Corona tak bisa berbuat apa-apa kalau kita tetap bersatu..!!